Senin, 01 Juni 2009

Ganggang Coklat ( Phaeophyta )

1. Pengertian

Ganggang coklat ( Phaeophyceae ) adalah adalah salah satu kelas dari berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. ganggang Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen xantofil yang menyebabkan ganggang berwarna coklat. Pigmen lain yang terdapat dalam Phaeophyceae adalah klorofil dan karoten. Semua ganggang coklat berbentuk benang atau lembaran, bahkan ada yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi dengan bagian-bagian serupa akar, batang, dan daun. Umumnya ganggang coklat bersifat makroskopis, dan dapat mencapai ukuran lebih dari 30 meter, dan mempunyai gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai pelampung. Hampir semua ganggang coklat terdapat di laut terutama di laut yang dingin.

Ganggang coklat ini masuk dalam satu kelompok yang sangat besar, Heterokontopyta, suatu eukaryotic kelompok organisme yang di bedakan secara mencolok, ganggang ini lebih banyak di temukan irtidal, terutama pada daerah belahan utara. Anggota phaeophyta di temukan sekitar 500 genus dengan 5600 spesies. Pada daerah tropis, beberapa spesies ini dapat membentuk biomasa penting.

Phaeophyta sendiri mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia di antaranya: Sebagai bahan makanan, pengasil alginate di laboratorium, dalam industri sebagai bahan kosmetik, farmasi, Dan penyusun fosil. Contoh Spesies Phaeophyta, Fucus vesiculosus, Sargassum duplicatum, Sargassum binderi, Turbinaria decurens, Padina australis hauck.

Dinding sel Phaeophyta terdiri dari pada polisakarida, lipid dan bahan protein. Komponen khusus yang mencirikan ialah dinding sel termasuk asid poliuronik, asid alginik. Perkembang biakan secara seksual dan aseksual, mengandung klorofil A dan C serta beberapa xantofil.

Phaeophyta berkembang dari phaeothamniophyceae antara 150 & 200 juta tahun yang lalu. Tuntutan yang sebelumnya fosil adalah Ganggang coklat telah diberhentikan, yang cokelat alga linages dari diverged di urutan sebagai berikut, dari tertua ke bungsu yaitu :

a. Dictyotales

b. Sphacelariales

c. Cutleriales

d. Desmerestales

e. Ectocarpales

f. Laminarales

g. Fucales

Mereka sebagai fosil adalah kejadian langka karena mereka umumnya soft-bodie (kebiasaan), dan ilmuwan terus perdebatan identifikasi menemukan beberapa. Ganggang kelompok lain, seperti Ganggang merah dan hijau Ganggang memiliki jumlah calcareous anggota, yang lebih besar untuk meninggalkan bukti dalam rekod fosil dari pada badan-badan lunak dari Ganggang coklat. Miocene fosil yang soft-bodied Ganggang coklat makro, Julescrania, telah ditemukan awet muda di Monterey Formasi diatomites, tetapi beberapa lainnya fosil tertentu, khususnya dari spesimen lama dikenal dalam rekod fosil.

Siklus hidup yang besar menunjukkan variabilitas dari satu kelompok lain. Namun siklus hidup dari Laminaria terdiri dari diploid generasi, yang besar tanaman yang baik untuk mengetahui kebanyakan orang. Diproduksi sporangia dari struktur mikroskopis khusus, ini bagi meiotically (meiosis) sebelum mereka dibebaskan.

Semasa mereka haploid terdapat jumlah yang sama laki-laki dan perempuan spora. Dengan pengecualian dari semua Fucales Ganggang coklat memiliki siklus hidup yang terdiri dari sebuah selingan antara morphologically haploid dan tanaman diploid disebut sebagai Monomorphic. Dimorphic siklus hidup yang terdiri dari sebuah perubahan berbeda-beda antara haploid dan tanaman diploid.

2. Struktur Tubuh

§ Struktur Tubuh
Semua jenis dari Phaeophyceae selalau bersel banyak (multiseluler), umumnya mikroskopis dan mempunyai bentuk tertentu.

§ Struktur Sel
Umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel, yang tersusun dari tiga macam polimer, yaitu : selulosa, asam aginat, fukan dan fukoidin. Dimana algin dan fukoidin lebih kompleks dari selulosa dan gabungan dari keduanya membentuk fikokoloid. Kadang-kadang dinding selnya juga mengalami pengapuran. Inti selnya berinti tunggal, bagian pangkal berinti banyak. Kloroplas dengan berbagai macam bentuk, ukuran dan jumlah. Ganggang coklat ini memiliki pigmen klorofil a dan c, ? karoten dan mengandung xantofil (Fukoxantin yang terdiri dari violaxantin, flavoxantin, neofukoxantin a dan neofukoxantin b. selain itu ganggang coklat memiliki cadangan makanan berupa laminaria , sejenis karbohidrat yang meyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulosa daripada zat tepung. Selain laminarin juga ditemukan manitol, minyak dan zat-zat yang lainnya.

Klasifikasi Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyta dibagi dalam 3 golongan, yaitu:

  1. Golongan Isogeneratae

Yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda.

Contoh: Ectocarpus, Dictyota dan Cutleria

  1. Golongan Heterogeneratae

Yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan yang heteromorf. Sporotif dan gametofitnya berbeda secara morfologi maupun sitologisnya.

Contoh: Laminaria, Nercosystis.

  1. Golongan Cyclosporae

Yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran keturunan.

Contoh : Fucus.

3. Ciri – ciri Umum

  1. Perkembangbiakan

Perkembanganbiakan dilakukan secara aseksual dan seksual. Perkembang biakan vegetatif dilakukan dengan perantaraan cabang-cabang kecil yang dibentuk di bagian basal dari thallusnya atau dapat pula dilakukan secara fragmentasi thallusnya. Perkembang biakan seksual dilakukan secara oogamis. Ganggang ini bersifat monoesis atau diesis.

  1. Pembuahan

Sebelum terjadi pembuahan, banyak antherozoid mengelilingi sel telur. Pada ganggang ini terbentuk 8 sel telur. Biasanya hanya satu antherozoid yang masuk ke sel telur. Dalam satu jam kedua intinya melebur dan terjadilah inti diploid. Zigot segera membentuk dinding yang berlendir dan dapat melekat pada substrat. Zigot membentuk tonjolan yang akan membentuk rhizoid, hingga menunjukkan adanya polaritas. Faktor luar seperti cahaya, suhu, Ph dan adanya zat pengatur didalam sel telur merupakan faktor perangsang terjadinya polaritas. Karena adanya cadangan makanan yang cukup didalam sel telur. Maka mula-mula pertumbuhan embrionya cepat, tetapi kemudian pertumbuhan menjadi lambat karena tergantung dari fotosintesis. Tubuh yang terbentuk diploid dan pembelahan reduksi terjadi pada waktu gametogenesis. Jadi daur hidupnya bersifat diplontik.

Sel reproduksi yang motil baik zoospora ataupun zoogamet berflagela 2 buah, tidak sama panjang dan terletak dibagian lateral dari sel, bertipe whiplash dan tinsel. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan zoospora atau aplanospora. Reproduksi seksual dilakukan secara isogami, anisogami atau oogami.

3. Daur hidup

Jenis-jenis dari bangsa-bangsa dalam Phaeophyceae mempunyai daur hidup dengan pergantian keturunan, kecuali jenis-jenis dari bangsa Fucales. Ada tiga tipe pergantian keturunan, yaitu: isomorfik (Dictyola sp.), heteromorfik (Laminaria sp). Dan diplontik (Sargassum sp.)

  1. Tempat hidup

Sebagian besar hidup di laut hanya ada beberapa jenis saja yang hidup di air tawar.

Kesimpulan dari ciri – ciri diatas adalah

ü Pigmen dominan adalah fukoxantin ( Zat warna coklat )

ü Berkembangbiak secara vegetatif dengan cara zoospora dan generatif

ü Mengandung asam alginat yang berguna pada industri kosmetik dan tekstil

Contoh : Sargassum, Padina, Fucus, dan Tarbinaria.

4. Ciri – ciri Class

Class : Phaeophyta

1. Thallus dari jenis yang tergolong dari phaeophyceae selalu bersel banya (multiseluler), umumnya makroskopis dan mempunyai bentuk tertentu. Sel mengandung promakropora yang berwarna coklat kekuning-kuningan karena adanya kandungan fokosantin yang melimpah. Pigmen yang terkandung dalam phaephyta tersebut adalah klorofil A, klorofil C, beta karotin, fiolasantin, flaposantin, neosantin, fukosantin, neofukasantin A dan neofukasantin B. Cadangan makanan berupa laminarin yaitu beta glukan yang mengandung manitol. Dinding sel sebagian besar tersusun oleh tiga macam polimer yaitu selulosa, asam alginat, fukan dan fuoidin. Asam alkanin dan fukoidin mempunyai struktur kimia lebih komplek dari pada selulosa, tetapi senyawa-senyawa tersebut tidak merupakan komponen struktural. Fungsi skelatel dari gang-gang ini diperkirakan barasal dari sifat-sifat fisik pembentukan “gel” dan larutan yang viskus.

  1. Perkembangbiakan

Perkembangbiakan dapat dilakukan secara seksual dan aseksual.

1. Perkembangbiakan aseksual dilakukan oleh zoospora atau aplanospora yang tidak berdinding. Zoospora atau aplanospora yang tidak berdinding. Zoospora mempunyai dua buah flagella yang tidak sama panjang terletak dibagian lateral. Spora dibentuk dalam sporangium yang uniseluler, dinamakan sporangia yang unilokuler atau spora dibentuk dalam sporangium yang multi seluler yang disebut sporangum prulilokuler.

2. Perkembangbiakan seksual dilakukan secara isogamit, anisogamit.

3. Strutur Vegetatif

Dalam daur hidupnya, semua phaeophyceae bangsa fucales menunjukkan adanya pergantian keturunan antara gametofit dan sporofit yang masing-masing hidup sebagai individu yang bebas. Pergantian keturunan tersebut bersifat isomorfik atau beteromofik.

Ukuran thalusnya baik sprofit maupun gamteofitnya, bermacam-macam. Beberapa marga gametofit ataupun sporofitnya hanya terdiri dari beberapa hal saja, tetapi sebaliknya sporofit dari “Ganggang perang raksasa” mencapai tinggi atau panjang sampai berpuluh-puluh meter. Sporofit maupun gametofit dewasa mempunyai bentuk tertentu, mengalami diferensiasi : menjadi bagian yang tegak dan alat pelekat atau sporofit dan gametofitnya tidak mempunyai bentuk tertentu. Sebagian besar dari phaeophyceae, pertumbuhannya bersifat trikhothallik. Pertumbuhan trikhothallik adalah cara pertumbuhan yang dilakukan oleh sel-sel yang letaknya dibagian basal dari filamen yang terdapat pada ujung thallus. Sel-sel tersebut aktif membelah.

4. Distribusi

Sebagian besar phaeophyceae terdapat dilaut, hanya ada tiga jenis saja yang hidup di air tawar dan jenis-jenis ini merupakan jenis yang langka. Phaeophyceae banyak terdapat didaerah yang beriklim dingin. Alga ini mendoinasi bagian literal daerah artik dan antartik. Kearah daerah tropik jenis-jenis makin berkurang. Walaupun demikian, maka dari bangsa diktythalles dan jenis-jenis dari sargasum dan turbinaria hanya terdapat didapat di daerah topik dan sub tropis. Sebagian besar dari phaeophyceae hidup melekat pada substratkarang dan lainnya, beberapa diantaranya hidup sebagai epifit.

* Ordo Cutleriales

Suku ini hanya mempunyai 2 marga saja, yaitu Zanardinia dan Cutleria. Zanardinia mempunyai pergantian keturunan yang gametofit dan sporofitnya identik satu sama lain, sedang gametofit Cutleria tidak identik dengan sporofitnya, hingga pergantian keturunan dari Cutleria bersifat isomorfik. Akan tetapi kedua marga tadi tampaknya mempunyai hubungan yang cukup erat satu sama lain, sebab beberapa sifat tertentu dari kedua marga tadi mempunyai kesamaan, antara lain: pertumbuhan yang trikohthallik, sporangia yang unilokuler dan sel-sel kelamin jantan dan betina ukurannya tidak sama (anisogamet). Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka kedua marga tersebut digolongkan dalam satu bangsa yaitu :

Marga Cutleria

Cutleria mempunyai gametofit yang berbentuk pia yang bercabang menggarpu yang tidak begitu teratur atau berbentuk seperti kipas. Pertumbuhan terjadi pada tepi thallus bagian atas yang mempunyai rambut yang “uniseriate”. Tiap rambut mempunyai daerah pertumbuhan yang letaknya interkalar. Gametofit bersifat hereothallik. Gametofit jantan mengandung antheridia yang menghasilkan gamet jantan berbentuk buah pit, berflaglla 2 buah di bagian lateral. Gametofit betina mengandung gametangia betia yang mengeluarkan gamet, gamet jantan bergerak ke arah gamet betina dan kemudian salah satu gamet jantan bersatu dengan gamet betina. Zigot yang terbentuk tumbuh jadi sporofit dalam waktu satu hari. Sel kelamin betina yang tidak dibuahi akan tumbuh jadi gametofit betina. Sporofit mempunyai bentuk yang berlainan sama sekali dengan gametofit. Sporofit berbentuk lembaran kecil dan melekat pada substrat dengan perantaraan rhizoid. Dulu sporfit ini dikira thallus dari ganggang lain yang disebut Aglaozonia. Sampai sekarang nama tersebut masih diterapkan untuk memberi nama sporofit dari Cutleria. Inti sporangia yang masih muda, mula-mula membelah meiosis kemudian diikuti dengan pembelahan hingga terbentuk 8-32 inti yang haploid. Protoplas kemudian terbagi-bagi hingga terjadilah protoplast-protoplast ini mengalami metamorfose menjadi zoospora yang terbentuk buah pir dan berflagella 2. Sembilan puluh menit kemudian zoospora tadi membulat dan membentuk dinding, kemudian tumbuh menjadi gametofit.

4. Class

Pembagian Kelas pada Phaeophyta

  • Isogeneratae
    Memiliki pergiliran keturunan isomorf yang gametofit dan saprofit yang sama bentuknya, contoh Ektocarpus.
  • Heterogenerata
    Pergiliran heteromorf, saprofit besar dengan bentuk tertentu dan gametofit kecil dengan bentuk filamen. Gametofit dapat dibedakan bila betina oogonium dan menghasilkan sel telur dan jantan membentuk anteredium dan menghasilkan anterezoid.

5. Manfaat alga coklat

Alga coklat terdiri dari paduan struktur kimia manuronat dan guluronat. Untuk pewarna tekstil, alga coklat yang digunakan adalah yang memiliki struktur manuronat lebih banyak dalam hal ini ada pada Sargassum dan Turbinaria. Struktur kimianya mengikat zat pewarna, namun lebih mudah melepaskannya pada bahan kain. "Sebagai pewarna makanan dipilih alga yang memiliki struktur guluronat lebih banyak karena sifatnya yang mudah dicerna,"

1. Alga coklat sebagai Sumber Senyawa Alginat

Alginat merupakan konstituen dari dinding sel pada alga yang banyak dijumpai pada alga coklat (Phaeophycota). Senyawa ini merupakan heteropolisakarida dari hasil pembentukan rantai monomer mannuronic acid dan gulunoric acid. Kandungan alginat dalam alga tergantung pada jenis alganya. Kandungan terbesar alginat (30-40 % berat kering) dapat diperoleh dari jenis Laminariales sedangkan Sargassum Muticum, hanya mengandung 16-18 % berat kering.

Pemanfaatan senyawa alginat didunia industri telah banyak dilakukan seperti natrium alginat dimanfaatkan oleh industri tektil untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan. Senyawa alginat juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuatan pelapis kapsul dan tablet. Alginat juga digunakan dalam pembuatan bahan biomaterial untuk tehnik pengobatan seperti micro-encapsulation dan cell transplantation.

2. Alga coklat sebagai Sumber Senyawa Bioaktif

Alga coklat merupakan sumber potensial senyawa bioaktif yang sangat bermanfaat bagi pengembangan (1) industri farmasi seperti sebagai anti bakteri, anti tumor, anti kanker atau sebagai reversal agent dan (2) industri agrokimia terutama untuk antifeedant, fungisida dan erbisida.

Kemampuan alga untuk memproduksi metabolit sekunder terhalogenasi yang bersifat sebagai senyawa bioaktif dimungkinkan terjadi, karena kondisi lingkungan hidup alga yang ekstrem seperti salinitas yang tinggi atau akan digunakan untuk mempertahankan diri dari ancaman predator. Berdasarkan proses biosintesisnya, alga laut kaya akan senyawa turunan dari oksidasi asam lemak yang disebut oxylipin. Melalui senyawa ini berbagai jenis senyawa metabolit sekunder diproduksi.

6. Contoh Ganggang Coklat ( Phyaeophyta )

· Fucus vesiculosus

Banyak terdapat di laut dalam. Ganggang ini berkembang biak secara oogami dengan menghasilkan sel gamet betina (ovum) dan sel gamet jantan (spermatozoid). Sel gamet jantan dan betina masing-masing dihasilkan oleh tumbuhan yang berbeda. Sel gamet dihasilkan oleh alat pembiak yang disebut konseptakel. Konseptakel ini berkumpul dalam badan penghasil alat pembiak yang disebut reseptakel. Reseptakel dibentuk di ujung lembaran/talus fertil.

· Sargasum siliquosum

Hidup dengan baik di tepi laut yang dangkal. Umumnya menempel pada batu karang. Di pantai yang bersuhu sedang, Sargasum tumbuh subur sehingga menutupi permukaan laut. Laut yang demikian disebut laut sargaso.

· Turbinaria australis

Hidup dengan baik di tepi laut yang dangkal. Umumnya menempel pada batu karang.

· Fucus distichus

Fucus hidup di daerah beriklim dingin di belahan bumi utara. Fucus berwarna coklat tua, berbentuk pita yang bercabang dikhotom dengan suatu rusuk tengah, melekat pada karang dengan suatu alat pelekat. Beberapa jenis dari fucut ini, mempunyai gelembung udara di dalam tubuhnya untuk menyimpan udara hingga membantu keterapungannya, letak dari gelembung udara biasanya berpasangan kanan dan kiri, ujung cabang-cabang menggelembung dan mengandung konseptakel, tempat konseptakel berkumpul tersebut dinamakan reseptakel, secara anatomi thallus tersusun atas meristoderm, korteks dan medula.

· Laminaria

Jenis-jenis yang termasuk bangsa laminariales mempunyai sporofit yang dapat dibagi menjadi alat pelekat, tangkai dan belaian atau lembaran. Pertumbuhan terjadi pada bagian yang meristematik yang letakknya interkalar dan biasanya terletak di antara tangkai dan lembaran. Sporofit mempunyai sporangia yang unilokuler dan terkumpul dalam suatu “Sorus” pada permukaan lembaran. Beberapa marga tertentu, sporangianya terletak pada suatu lembaran khusus (sporofit). Gametofit dari Laminariales berupa gilamen yang mikroskopik, perkembangbiakan seksual bersifat oogamik.

Bangsa ini mempunyai marga 30 marga dengan kurang lebih 100 jenis yang kesemuanya merupakan penghuni lautan di daerah beriklim dingin.

Dari marga ke marga, gametofitnya dapat dikatakan identik satu sama lain, tetapi sporofitnya mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Dilautan pasifik, sporofit dari ganggang ini terkenal dengan nama “kelp” dan yang paling menarik adalah yagndisebut “giant kelp” atau ganggang perang raksasa, ganggang-ganggang ini hidup di kedalaman 10-30 meter. Contoh: Macrocytis pyrifera), mempunyai tangkai yang bercabang-cabang dan mencapai panjang/tinggi 10-50 meter, pada tiap ujung dari tangkai tersebut, selalu tumbuh helaian baru; Nereocystis luetkeana mempunyai tangkai yang tidak bercabang, panjang/tinggi tangkai mencapa 20-25 m. tangkai tadi berakhir dengan suatu gelembung udara yang besar, di atas gelembung ini terdapat cabang-cabang dikhotom yang padanya terdapat helaian-helaian yang panjangnya mencapai 3-4, 5 m; postelsia palmaformis, terkenal dengan sebutan palm laut dan merupakan “kelp” yang paling kecil, tumbuh di daerah batas pasang surut di pantai berkarang yang dihadaptkan pada pukulan ombak di pasifik. Ganggang ini mempunayi tangkat kuat dan fleksibel, tingg 50 cm, pada ujungnya terdapat cabang-cabang dikhotom yang pendek dan pada ujung cabang ini terdapat belaian-belaian yang sempit.

· Macroystis

Koloni berbentuk bulatan atau tidak beraturan. Sel dari Mycrocystis disebarkan merata oleh kumpulan matriks. Mereka sering berwarna hitam atau merah karena adanya kandungan gelembung gas. Mycrocystis adalah plankton yang keras, ini bukti bahwa Mycrocystis biasanya menyebabkan luapan air dan mensekresikan zat penghambat bagi ganggang lainnya.

* Ordo Dictyotales

Bangsa ini mempunyai satu suku dengan 21 marga serta 100 jenis. Sebagian besar terdapat di lautan daerah tropik. Ordo dictyotales merupakan marga Dictyota sebagai contoh yaitu tallus. Thallus tegak dan berbentuk pita yang bercabang-cabang, melekat pada suatu substrat dengan perantaraan alat pelekat yang berbentuk seperti cakram. Thallus terdiri dari 3 lapis sel. Lapisan tengah disebut medula, tersusun dari sel-sel besar, berbentuk segiempat dan berdinding tebal, tanpa khromatofora. Kedua lapisan superfisianya terdiri dari sel-sel kecil, berbentuk segi empat, berdinding tipis dan mengandung banyak khromatofora. Pada lapisan ini banyak terdapat rambut-rambut steril dan tidak berwarna serta dapat mengeluarkan lendir pada permukaannya. Pertumbuhan dilakukan oleh sel apikal. Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan aseksual dilakukan oleh aplanospora (spora yang tidak bergerak). Dalam satu sporangium hanya dibentuk 4 aplanospora saja yang haploid. Sporangia terdapat di permukaan thallus. Perkembangbiakan seksual dilakukan secara oogami. Gametofit bersifat heterothallik. Alat kelamin (antheridium dan oogami) terdapat didalam suatu sorus, terdapat di kedua permukaan thallusnya.

Fertilisasi pada Dictyota terjadi setelah sel telur dikeluarkan dari oogonium, jika pembuahan tidakterjadi, maka sel telur dapat tumbuh secara partenogenesis menjadi gametofit betina. Sel telur yang telah dibuahi membentuk dinding tebal yang kemudian tumbuh jadi zigot yang diploid. Inti zigot membelah secara mitosis yang diikuti dengan pembelahan sel hingga terbentuk individu yang terdiri dari 2 sel yang diploid. Salah satu sel akan membentuk rhizoid, sedang satu sel lainnya akan membentuk bagian thallus yang tegak. Individu ini adalah saprofitnya dan bersifat diploid, sporangia terdapat pada kedua permukaan thallusnya. Pembelahan pertama dari inti sporangium adalah meiosis (pembelahan reduksi), kemudian diikuti dengan pembelahan mitosis hingga terbentuk 4 spora yang haploid dan tidak beflagella (aplanospora). Aplanospora dikeluarkan melalui porus dibagian apikal sporangium. Peisahan kelamin sudah terjadi sejak terjadinya pembelahan reduksi dari inti sporangium, hingga dari 4 spora yang terbentuk, 2 spora akan tumbuh jadi gametofit dan sporofit mempunyai bentuk serta ukuran yang sama, hingga didalam tidak dapat dibedakan satu dengan lainnya. Dengan demikian, maka pergantian keturunannya adalah isomorf, hingga ganggang ini tergolong dalam Isogeneratea.


3 komentar:

  1. yg lg nyari data tentang ilmu kelautan, nyari d blogku aj ya........


    insyaalaah ada smua

    BalasHapus
  2. desialdilasari@apps.ipb.ac.id
    http://desialdilasari.student.ipb.ac.id
    http://ipb.ac.id

    BalasHapus